Telegram Group & Telegram Channel
Jangan Menyerah
D'MASIV
semuanya udah punya takaran masing-masing. seperti fisik, ekonomi, dan hal apapun itu. semuanya berbeda, kalau mau disamakan ya gabakalan sama, karena Tuhan udah nyiptain takaran masing-masing buat hambanya. terkadang kamu iri apa yang orang lain punya, padahal orang lain itu juga iri sama apa yang kamu miliki, jangan terlalu melihat apa yang orang lain punya, coba lihat apa yang kamu miliki dan apa yang kamu genggam sekarang, belum tentu yang sedang kamu genggam bisa di genggam juga sama orang lain, belum tentu orang lain bisa di posisi kamu sekarang, bahkan banyak yang ingin di posisimu. jadi jangan terlalu melihat apa yang orang lain punya karena nyatanya berbeda, karena Tuhan punya rencana bahagia tersendiri untuk hambanya.

— dikta



group-telegram.com/Radiokata/4431
Create:
Last Update:

semuanya udah punya takaran masing-masing. seperti fisik, ekonomi, dan hal apapun itu. semuanya berbeda, kalau mau disamakan ya gabakalan sama, karena Tuhan udah nyiptain takaran masing-masing buat hambanya. terkadang kamu iri apa yang orang lain punya, padahal orang lain itu juga iri sama apa yang kamu miliki, jangan terlalu melihat apa yang orang lain punya, coba lihat apa yang kamu miliki dan apa yang kamu genggam sekarang, belum tentu yang sedang kamu genggam bisa di genggam juga sama orang lain, belum tentu orang lain bisa di posisi kamu sekarang, bahkan banyak yang ingin di posisimu. jadi jangan terlalu melihat apa yang orang lain punya karena nyatanya berbeda, karena Tuhan punya rencana bahagia tersendiri untuk hambanya.

— dikta

BY radio kata


Warning: Undefined variable $i in /var/www/group-telegram/post.php on line 260

Share with your friend now:
group-telegram.com/Radiokata/4431

View MORE
Open in Telegram


Telegram | DID YOU KNOW?

Date: |

For Oleksandra Tsekhanovska, head of the Hybrid Warfare Analytical Group at the Kyiv-based Ukraine Crisis Media Center, the effects are both near- and far-reaching. "For Telegram, accountability has always been a problem, which is why it was so popular even before the full-scale war with far-right extremists and terrorists from all over the world," she told AFP from her safe house outside the Ukrainian capital. At the start of 2018, the company attempted to launch an Initial Coin Offering (ICO) which would enable it to enable payments (and earn the cash that comes from doing so). The initial signals were promising, especially given Telegram’s user base is already fairly crypto-savvy. It raised an initial tranche of cash – worth more than a billion dollars – to help develop the coin before opening sales to the public. Unfortunately, third-party sales of coins bought in those initial fundraising rounds raised the ire of the SEC, which brought the hammer down on the whole operation. In 2020, officials ordered Telegram to pay a fine of $18.5 million and hand back much of the cash that it had raised. However, the perpetrators of such frauds are now adopting new methods and technologies to defraud the investors. Pavel Durov, Telegram's CEO, is known as "the Russian Mark Zuckerberg," for co-founding VKontakte, which is Russian for "in touch," a Facebook imitator that became the country's most popular social networking site.
from nl


Telegram radio kata
FROM American