Ketika aku memiliki segalannya Aku lupa bagaimana caranya menekuk lutut Membawa keningku membumi Dan berterimakasih kepadaMU Aku bahkan tak menganggapMU ada aku merasa, bahwa semua yang telah kumiliki Dan apapun yang telah kucapai Adalah murni hasil dari kerja kerasku sendiri.
Lalu, ketika aku kehilangan segalanya Dan tak punya apa-apa lagi yang tersisa Aku lupa bagaimana caranya berdiri Aku lupa bagaimana menengadahkan keningku ke cakrawala
Lalu, aku memulai untai serapah, kepadaMU Aku merasa bahwa apa yang telah menimpaku Adalah murni perbuatanMU dan setiap detik, kuhabiskan waktu untuk mengumpat kepadaMU.
Pantaskah,gusti? Jika aku masih mengaku Dan melebeli diri sebagai salah satu dari hambaMU?
Ketika aku memiliki segalannya Aku lupa bagaimana caranya menekuk lutut Membawa keningku membumi Dan berterimakasih kepadaMU Aku bahkan tak menganggapMU ada aku merasa, bahwa semua yang telah kumiliki Dan apapun yang telah kucapai Adalah murni hasil dari kerja kerasku sendiri.
Lalu, ketika aku kehilangan segalanya Dan tak punya apa-apa lagi yang tersisa Aku lupa bagaimana caranya berdiri Aku lupa bagaimana menengadahkan keningku ke cakrawala
Lalu, aku memulai untai serapah, kepadaMU Aku merasa bahwa apa yang telah menimpaku Adalah murni perbuatanMU dan setiap detik, kuhabiskan waktu untuk mengumpat kepadaMU.
Pantaskah,gusti? Jika aku masih mengaku Dan melebeli diri sebagai salah satu dari hambaMU?
BY PUISI
Warning: Undefined variable $i in /var/www/group-telegram/post.php on line 260
"For Telegram, accountability has always been a problem, which is why it was so popular even before the full-scale war with far-right extremists and terrorists from all over the world," she told AFP from her safe house outside the Ukrainian capital. Pavel Durov, Telegram's CEO, is known as "the Russian Mark Zuckerberg," for co-founding VKontakte, which is Russian for "in touch," a Facebook imitator that became the country's most popular social networking site. These administrators had built substantial positions in these scrips prior to the circulation of recommendations and offloaded their positions subsequent to rise in price of these scrips, making significant profits at the expense of unsuspecting investors, Sebi noted. Asked about its stance on disinformation, Telegram spokesperson Remi Vaughn told AFP: "As noted by our CEO, the sheer volume of information being shared on channels makes it extremely difficult to verify, so it's important that users double-check what they read." However, the perpetrators of such frauds are now adopting new methods and technologies to defraud the investors.
from us