Kau tak pernah 'okay'. Kau cuma terbiasa menafikan perasaan sehingga kau terlupa untuk bagi ruang pada diri.
Ruang untuk kau validate perasaan kau sendiri.
Jangan terlalu terbiasa lari, Kelak kau akan lupa cara untuk hadapinya.
Nak lari sekejap silakan. Namun jangan lupa untuk kembali.
Jatuh, bangkit lagi. Jangan pernah berhenti.
Penat, Rehat. Lalu bangkit lagi di kemudian hari.
Kau boleh. Tetap kuat ya? Kalau bukan kau yang kuat untuk diri sendiri, Siapa lagi? Jadi kuatkan diri kerana pada akhirnya yang ada dengan kita adalah diri kita sendiri dan juga Allah.
Kau tak pernah 'okay'. Kau cuma terbiasa menafikan perasaan sehingga kau terlupa untuk bagi ruang pada diri.
Ruang untuk kau validate perasaan kau sendiri.
Jangan terlalu terbiasa lari, Kelak kau akan lupa cara untuk hadapinya.
Nak lari sekejap silakan. Namun jangan lupa untuk kembali.
Jatuh, bangkit lagi. Jangan pernah berhenti.
Penat, Rehat. Lalu bangkit lagi di kemudian hari.
Kau boleh. Tetap kuat ya? Kalau bukan kau yang kuat untuk diri sendiri, Siapa lagi? Jadi kuatkan diri kerana pada akhirnya yang ada dengan kita adalah diri kita sendiri dan juga Allah.
As a result, the pandemic saw many newcomers to Telegram, including prominent anti-vaccine activists who used the app's hands-off approach to share false information on shots, a study from the Institute for Strategic Dialogue shows. For example, WhatsApp restricted the number of times a user could forward something, and developed automated systems that detect and flag objectionable content. On December 23rd, 2020, Pavel Durov posted to his channel that the company would need to start generating revenue. In early 2021, he added that any advertising on the platform would not use user data for targeting, and that it would be focused on “large one-to-many channels.” He pledged that ads would be “non-intrusive” and that most users would simply not notice any change. Again, in contrast to Facebook, Google and Twitter, Telegram's founder Pavel Durov runs his company in relative secrecy from Dubai. "Like the bombing of the maternity ward in Mariupol," he said, "Even before it hits the news, you see the videos on the Telegram channels."
from tw