Kau tak pernah 'okay'. Kau cuma terbiasa menafikan perasaan sehingga kau terlupa untuk bagi ruang pada diri.
Ruang untuk kau validate perasaan kau sendiri.
Jangan terlalu terbiasa lari, Kelak kau akan lupa cara untuk hadapinya.
Nak lari sekejap silakan. Namun jangan lupa untuk kembali.
Jatuh, bangkit lagi. Jangan pernah berhenti.
Penat, Rehat. Lalu bangkit lagi di kemudian hari.
Kau boleh. Tetap kuat ya? Kalau bukan kau yang kuat untuk diri sendiri, Siapa lagi? Jadi kuatkan diri kerana pada akhirnya yang ada dengan kita adalah diri kita sendiri dan juga Allah.
Kau tak pernah 'okay'. Kau cuma terbiasa menafikan perasaan sehingga kau terlupa untuk bagi ruang pada diri.
Ruang untuk kau validate perasaan kau sendiri.
Jangan terlalu terbiasa lari, Kelak kau akan lupa cara untuk hadapinya.
Nak lari sekejap silakan. Namun jangan lupa untuk kembali.
Jatuh, bangkit lagi. Jangan pernah berhenti.
Penat, Rehat. Lalu bangkit lagi di kemudian hari.
Kau boleh. Tetap kuat ya? Kalau bukan kau yang kuat untuk diri sendiri, Siapa lagi? Jadi kuatkan diri kerana pada akhirnya yang ada dengan kita adalah diri kita sendiri dan juga Allah.
As a result, the pandemic saw many newcomers to Telegram, including prominent anti-vaccine activists who used the app's hands-off approach to share false information on shots, a study from the Institute for Strategic Dialogue shows. "He has kind of an old-school cyber-libertarian world view where technology is there to set you free," Maréchal said. Pavel Durov, Telegram's CEO, is known as "the Russian Mark Zuckerberg," for co-founding VKontakte, which is Russian for "in touch," a Facebook imitator that became the country's most popular social networking site. The channel appears to be part of the broader information war that has developed following Russia's invasion of Ukraine. The Kremlin has paid Russian TikTok influencers to push propaganda, according to a Vice News investigation, while ProPublica found that fake Russian fact check videos had been viewed over a million times on Telegram. Telegram was co-founded by Pavel and Nikolai Durov, the brothers who had previously created VKontakte. VK is Russia’s equivalent of Facebook, a social network used for public and private messaging, audio and video sharing as well as online gaming. In January, SimpleWeb reported that VK was Russia’s fourth most-visited website, after Yandex, YouTube and Google’s Russian-language homepage. In 2016, Forbes’ Michael Solomon described Pavel Durov (pictured, below) as the “Mark Zuckerberg of Russia.”
from ua