Lampu-lampu ini Mengingatkanku pada masa lalu Ketika aku masih sekolah Ketika emak masih bisa membelikanku baju Dan bapak masih bisa membelikanku sepatu, sepeda, juga buku-buku.
Mungkin, lampu-lampu ini adalah manifestasi, wujud nyata dari sebuah kenangan Redup, namun cahayanya seperti cukup memberikan penerangan, Menuntun siapapun yang ingin kembali.
Jalan ini Mengingatkanku pada masa lalu yang lain Ketika aku harus berhenti sekolah Ketika emak harus mulai menjual perabotannya satu persatu.... Dan bapak harus menenggak getir ketika ia meninggalkan kami.
Mungkin, jalan ini adalah sebuah gambaran nyata dari hidup itu sendiri, Atau jalan ini adalah niscaya guru yang mengajarkanku.
Bahwa di tempat seramai kebun Raya Bogor, tepat di samping jalan Raya, kesunyian dan keterasingan bisa begitu angkuh...
Lampu-lampu ini Mengingatkanku pada masa lalu Ketika aku masih sekolah Ketika emak masih bisa membelikanku baju Dan bapak masih bisa membelikanku sepatu, sepeda, juga buku-buku.
Mungkin, lampu-lampu ini adalah manifestasi, wujud nyata dari sebuah kenangan Redup, namun cahayanya seperti cukup memberikan penerangan, Menuntun siapapun yang ingin kembali.
Jalan ini Mengingatkanku pada masa lalu yang lain Ketika aku harus berhenti sekolah Ketika emak harus mulai menjual perabotannya satu persatu.... Dan bapak harus menenggak getir ketika ia meninggalkan kami.
Mungkin, jalan ini adalah sebuah gambaran nyata dari hidup itu sendiri, Atau jalan ini adalah niscaya guru yang mengajarkanku.
Bahwa di tempat seramai kebun Raya Bogor, tepat di samping jalan Raya, kesunyian dan keterasingan bisa begitu angkuh...
Ukrainian forces have since put up a strong resistance to the Russian troops amid the war that has left hundreds of Ukrainian civilians, including children, dead, according to the United Nations. Ukrainian and international officials have accused Russia of targeting civilian populations with shelling and bombardments. On Feb. 27, however, he admitted from his Russian-language account that "Telegram channels are increasingly becoming a source of unverified information related to Ukrainian events." The account, "War on Fakes," was created on February 24, the same day Russian President Vladimir Putin announced a "special military operation" and troops began invading Ukraine. The page is rife with disinformation, according to The Atlantic Council's Digital Forensic Research Lab, which studies digital extremism and published a report examining the channel. Messages are not fully encrypted by default. That means the company could, in theory, access the content of the messages, or be forced to hand over the data at the request of a government. Just days after Russia invaded Ukraine, Durov wrote that Telegram was "increasingly becoming a source of unverified information," and he worried about the app being used to "incite ethnic hatred."
from us